Selasa, 19 Agustus 2008

Kau dan musim

Tanpa kau dedaunan di halaman
Tak memiliki musim
Hanya ada panas dan terik
Dedaunan yang beku rontok
Rerumputan mengering dalam debu
Dimainkan angin, menguap sobek
Mengupas dan menerbangkan rindu
Yang menghitam di cakrawala

Memang aku selalu kalah
Tapi tak menangis
Karna aku laki-laki

Dan aku takkan pula
Menjadi manusia tanpa kau
Maka ku rindu dikau dalam jiwaku
Yang terus menyusut disimpan gemawan

Di halaman yang teramat kosong ini
Berhari-hari ku cari gerisik kaki di batu-batu
Adakah kau mampir seketika saja
Untuk menyemai kecamba pohon cinta
Yang daun-daunnya
Menjadi perteduhan keluhku

Aku disini ......................
Di tengah halaman tanpa tulisan dan tanda
Menanti musim berubah
Dimana engkau datang dari mazmur
Atau dari pintu sebuah Mesjid
Memeluk sajadah penuh air mata
Untuk mencintaiku

Tak ada yang datang selain sunyi
Harapanku terus sembunyi

0 komentar: